RSS

❉ FoLlOwErs❉

Saturday, October 30, 2010

Azab Bagi Wanita>>>>

بسم الله الر حمن الر حيم

اسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


(tlg ingatkan kpd semua kaum perempuan yg anda kenal)


Saudara dan saudari kaum muslimin dan muslimat

Renungan

khususnya untuk para wanita dan diriku sendiri.....

Sayidina Ali ra menceritakan suatu ketika melihat

Rasulullah saw menangis manakala ia datang bersama Fatimah.

Lalu keduanya bertanya mengapa Rasulullah saw menangis. Beliau menjawab,

"Pada malam aku di-isra'- kan , aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya.

Putri Rasulullah saw kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. "Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih.

Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.

Aku lihat perempuan tergantung kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking.

Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri.

Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta.

Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar,

beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang

rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malikat memukulnya dengan pentung dari api neraka,"kata Nabi saw.

Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka

disiksa seperti itu?

*Rasulullah menjawab, "Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.

*Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang 'mengotori' tempat tidurnya.

*Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.

*Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.

*Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.

*Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena ia bisa shalat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub.

*Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami."Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis.

***Dan inilah peringatan kepada kaum wanita***

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Yahoo
Feed

Tuesday, October 26, 2010

22 Soalan paderi kepada Pemuda Muslim..Dibalas dengan 1 soalan.

بسم الله الر حمن الر حيم

اسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan dia mampu mendalaminya. Selain belajar, dia juga seorang jurudakwah Islam. Ketika berada di amerika, dia berken alan dengan salah seorang Nasrani.Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah s.w.t. memberinya hidayah
masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan -jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar dia turut masuk ke dalam gereja. Mula mula dia keberatan, namun kerana desakan akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika paderi masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu, si paderi agak terbeliak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita
ada seorang Muslim. Aku harap dia keluar dari sini."

Pemuda Arab itu tidak bergerak dari tempatnya. pAderi tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun dia tetap tidak bergerak dari tempatnya. Hingga akhirnya paderi itu berkata, "Aku minta dia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya." Barulah pemuda ini beranjak keluar. Di ambang pintu, pemuda bertanya kepada sang paderi, "Bagaimana anda tahu bahawa saya seorang Muslim?" Paderi itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu."Kemudian dia beranjak hendak keluar. Namun, paderi ingin memanfaatkan kehadiran pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memalukan pemuda tersebut dan sekaligus mengukuhkan agamanya.

Pemuda Muslim itupun menerima tentangan debat tersebut. Paderi berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat. " Si pemuda tersenyum dan berkata, "Silakan!" Sang paderi pun mulai bertanya, "Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya." "Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berj alan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!" "Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diazab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api? Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diazab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?"

"Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua dibawah sinaran matahari?"Mendengarpertany
aan tersebut, pemuda itu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah.
Setelah membaca "Bismillah..." dia berkata,



-Satu yang tiada duanya ialah Allah s.w.t..

-Dua yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah s.w.t. berfirman,"Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)."(Al-Isra': 12).

-Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika
menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

-Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an.

- Lima yang tiada enamnya ialah Solat lima waktu.

-Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah Hari ketika Allah s.w.t. menciptakan makhluk.

-Tujuh yang tiada delapannya ialah Langit yang tujuh lapis. Allah s.w.t. berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).


-Delapan yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah s.w.t. berfirman, "Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru
langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat
menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).

-Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa yaitu: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik,katak, darah, kutu dan belalang.*
-Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah Kebaikan. Allah s.w.t berfirman, "Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali
lipat." (Al-An'am: 160).

-Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah Saudara-Saudara Nabi
Yusuf .

-Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untukkaumnya,
lalu Kami berfirman, "Pukullah batu itu dengan
tongkatmu." Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air."(Al-Baqarah:60).

-Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf
ditambah dengan ayah dan ibunya.

-Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh.
Allah s.w.t. berfirman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing." (At-Takwir :18 )

-Kuburan yang membawa isinya adalah Ikan yang menelan Nabi Yunus AS. -Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Nabi Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami,sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan
serigala."Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, "Tak ada cercaan
terhadap kamu semua." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Yusuf:98)

-Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keldai.Allah s.w.t. berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara
keldai." (Luqman: 19).

-Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam,Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim.

-Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah s.w.t. berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim."(Al-Anbiya':69).

-Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul Kahfi (penghuni gua).

-Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu Daya Wanita, sebagaimana firman Allah s.w.t. "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28)

-Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun,setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah Hari dan Buahnya adalah Solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan Dua di siang hari.

Paderi dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim tersebut. Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia mengurungkan niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh paderi.Pemuda ini berkata, "Apakah kunci surga itu?"

Mendengar pertanyaan itu lidah paderi menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rupa wajahnya pun berubah. Dia berusaha menyembunyikan kekuatirannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba mengelak.Mereka berkata, "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya dia jawab, sementara dia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!"

Paderi tersebut berkata, "Sesungguh aku tahu jawapannya, namun aku takutkalian marah."
Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda."Paderi pun berkata, "Jawapannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah, WaAsyhadu Anna Muhammadar Rasulullah. "Lantas paderi dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama Islam.Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda Muslimyang bertakwa .**



Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Yahoo
Feed

Tuesday, October 19, 2010

Perkongsian: Dia budak agama, dia pergi usrah, dia pakai tudung labuh

بسم الله الر حمن الر حيم

اسلام عليكم ورحمة الله وبركاته




Ada seorang hamba Allah perempuan ini. Dia adalah seorang bekar pelajar di sekolah agama. Dia seorang yang solehah, menjaga auratnya dan memakai tudung labuh. Dia juga rajin mengikuti usrah.

Ditakdirkan Allah, dia dihantar belajar ke luar negara. Negara yang dia pergi, bukan pula negara orang Islam. Jurusannya bukan jurusan agama, tetapi Perubatan. Maka, dia diangkat menjadi orang yang dipercayai oleh pelajar yang seangkatan dengannya.

Awal-awal, dia seorang yang komited dengan agama. Sering mengajak kawan-kawannya agar mengingati Allah, melaksanakan amanah-Nya, dan meninggalkan larangan-Nya.

Satu hari, dia jatuh cinta dengan seorang lelaki yang bukan Islam. Lama kelamaan, dia meninggalkan peribadinya yang lama. Walaupun masih bertudung labuh, dia tidak lagi menjaga batas pergaulan. Sampai satu tahap, dia pernah tidur di dalam kereta berdua-duaan dengan lelaki tadi.

Apakah pandangan anda?

Apa yang anda akan lakukan bila mengetahui perkara ini, bila melihat perkara ini, atau bila menjadi salah seorang daripada kawan-kawan kepada pelaku perkara ini?

Kisah rekaan saya, tetapi situasinya merata-rata

Saya reka cerita itu. Ini bermakna, saya tidak pernah melihatnya dengan mata kepala saya sendiri. Tetapi situasi yang sinonim seperti cerita saya di atas berlaku di banyak tempat. Tidak perlu tanya saya dari mana saya tahu, tetapi saya sekadar hendak anda menjawab, betul atau tidak.

Betul kan?

Budak sekolah agama, lelaki ke, perempuan ke, dulu baik, tiba-tiba terjebak dengan sesuatu di luar lunas agama Allah. Perempuan tudung labuh, dulu jaga hubungan lelaki perempuan, tiba-tiba bercouple. Rakan kita yang nampak alim, tiba-tiba terdengar khabar dia berzina.

Ya, apa yang kita lakukan pada mereka-mereka ini?

Biasanya, mereka dihina. Disisihkan.

“Cis, menyampah gila aku. Dulu baik bukan main. Sekarang, mengalahkan aku buruknya. Aku pun tak pernah berdating dengan perempuan tau”

“Aku tak sangka betul, dulu bukan main solehah. Ingatkan aku itu ini. Sekarang tup-tup keluar dengan mamat tu. Tak senonoh la. Hipokrit”

“Tengoklah budak sekolah agama tu. Kata je belajar agama. Dulu bukan main lagi ceramah bagi dalil-dalil Al-Quran ingatkan orang. Sekarang, entah syurga dengan neraka pun tak kenal ke hapa”

Dan 1001 macam lagi yang biasanya akan terlepas dari mulut kita. Atau paling tidak, terdetik di dalam hati.

Kenapa? Kenapa kita senang bersikap demikian?

Akhirnya, mereka yang dahulunya ala-ala ustaz ustazah harapan agama ini disisihkan kerana kemaksiatan dan keingkaran yang mereka lakukan di hadapan mata kita har ini. Mereka dikutuk, dihina, dikeji, dihentam-hentam. Dan 99%, semuanya dilakukan di belakang mereka.

Saya suka bertanya.

Siapa yang pernah pergi dan bersembang, berbincang, mendalami kenapa mereka berubah sedemikian rupa?

Tiada siapa menarik mereka

Kita selalu kata begini:

“Alah, pelajar agama, takkan tak tahu”

“Dia kan hafal 30 juzu’ Al-Quran. Takkan la tak reti-reti lagi”

Tetapi pada saya, ini satu prinsip yang membawa kepada sikap kita yang saya nyatakan di atas. Ya, secara tidak langsung, kita seakan-akan meletakkan taraf pelajar agama, orang yang mengikuti usrah, mereka yang bertudung labuh dan berkopiah ini di taraf MALAIKAT.

Sedangkan, mereka adalah MANUSIA.

Bila namanya manusia, pasti ada waktu kesilapannya. Dan kadangkala, silapnya boleh jadi lebih buruk dari kesilapan mereka yang tidak pernah pun sekolah agama. Tetapi inilah dia ujian Allah SWT.

Dengan prinsip kita di atas tadi, maka kita meninggalkannya. Kita tidak menegurnya. Kita nampak dia mula berubah ke arah kejahatan, kita menjauhinya kerana kita kata dia dah tahu, dia mesti dah faham serta sebagainya.

Kesilapan kita, adalah di sini.

Tiada siapa yang bergerak menarik mereka.

Sebagaimana kamu, mereka juga begitu, saya juga begitu

Bila kita melakukan kesilapan, kita senang untuk orang faham kenapa kita boleh tersilap. Kita tertipu ke, kita terjerat ke, kita memang betul-betul tak tahu kemudian terbiasa dengan kesilapan itu ke, dan 1001 sebab lagi.

Jadi, bila orang hentam-hentam kita tanpa memahami, kita pastinya sakit hati.

Begitulah perasaannya mereka yang buat silap. Saya kira, kita sama dalam hal ini. Baik kamu, mereka, mahupun saya.

Saya sendiri, amat benci manusia yang pakai hentam sahaja tanpa memahami. Kenal pun tidak, sudah menghentam macam dia tahu-tahu aja apa sebenarnya yang terjadi.

Jadi, apakah sikap kita?

Pernahkah kita mendekati ‘pendosa-pendosa yang beragama’ ini, atau kita sekadar menghina kesilapan, ketersasaran mereka dari jauh sahaja?

Mereka butuh manusia yang memahami

Kadangkala, ada something yang di luar jangkaan berlaku dalam hidup mereka ini. Sebab itu dari sebaik-baik manusia, boleh berubah sebegitu rupa. Kita yang biasa-biasa ni, melenting la. Kita terlupa bahawa dia rupanya manusia juga.

Tidak ramai yang mampu bersabar. Sedangkan, keadaan ini hanya boleh dihadapi oleh mereka yang tenang dan rasional.

Siapa yang pergi mendekati mereka, memahami mereka, cuba mencungkil apa sebenarnya permasalahan mereka, kenapa mereka sampai boleh tersasar sedemikian rupa. Siapa? Siapa yang berusaha sedemikian rupa?

“Aku tegur dah dia” Ya la, tegur macam mana? Tegur sekali pastu blah? Tegur 10 kali lepas tu penat?

Kadang-kadang, kita terlupa yang kita tak pernah pun bina ‘jambatan hati’ dengan mereka. Kita tak kenal mereka dalam erti kata sebenar. Kita dan dia tak pernah ada apa-apa perkongsian.

Bila terjadi perkara sebegini, kita lebih senang menghentam. Tegur sekali dua, lepas tu kata tak ada harapan. Ajak masuk usrah balik semula dua tiga kali, kemudian kata dia dah tak dapat hidayah.

Ini masalah kita.

Kemudian kita salahkan dia.

Sebenarnya, kita pun sama. Berputus asa mengajak dia ke jalan Allah.

Bila dia berdosa, tak kira la dia budak agama ke, ulama sekalipun, sepatutnya kita layani dia dengan baik. Tunjukkan dia jalan yang betul.

Sejak bila seseorang itu bila dia jadi pelajar sekolah agama, dia ikut usrah, dia pernah berdakwah ajak orang buat baik, dia keluaran Al-Azhar ke hapa ke, bila jadi maksum?

Sejak bila pula, manusia-manusia ni, bila buat dosa, dibolehkan kita membiarkan mereka?

Bukankah layanannya tetap sama dengan orang yang tidak pernah belajar agama, tidak pernah ikut usrah, tidak pernah berdakwah yang buat dosa?

Yakni tegur, dan pimpin mereka.

Pimpin ya. Pimpin. Fahami maksud perkataan pimpin.

Mereka lebih baik. Kami bukan pelajar agama

Satu lagi kesilapan kita, kita suka kata: “Mereka budak agama. Aku bukan budak agama. Mereka pakai tudung labuh. Aku tudung tiga segi aja”

Dan akhirnya, kita tinggalkan mereka.

Ini kesilapan yang paling besar. Siapa la ajar penegur itu kena sempurna. Kita ni, menegur sambil memperbaiki diri. Kita budak agama ke, bukan budak agama ke, kalau sesuatu kita rasa patut tegur, walaupun teguran kita tu ala-ala menghentam diri sendiri, kena tegurlah juga.

Apa barang bai main kutuk-kutuk belakang aja?

“Dia kan budak agama, dia mesti faham”

Kalau macam itu, budak agama mestilah malaikat semuanya. Tak akan ada buat salah.

Ala, macam kita belajar la. Faham-faham pun, bukan dapat 100% dalam periksa. Betulkan?

Ada ke yang skor semua mata pelajaran dia 100%?

Kalau ada pun, sekelompok kecil aja.

So, macam mana sekarang?

Kena tegur la. Bergerak mendekati mereka ini. Fahami masalah mereka ini. Mana tahu, hati mereka meronta-ronta untuk kamu membantu mereka sebenarnya.

Penutup: Kamu berdosa kalau sekadar membiarkan

Ya, kamu berdosa. Sebab mencegah kemungkaran itu adalah wajib.

“Saya mencegah dengan hati” Ha ha.. ini alasan kamu nak bagi kan?

Rasulullah SAW bersabda: “Sekiranya kamu tidak mampu”

Jadi, kalau ada kudrat, ada suara lagi, ada tenaga lagi, itu tandanya ‘mampu’ itu masih ada pada kamu. Maka, kamu berdosa kalau tidak menegurnya. Teknologi hari ini lagi la ada macam-macam. E-mail ada, facebook ada, Yahoo Messenger ada. Kalau nak pakai gaya zaman P.Ramlee pun boleh – tulis surat.

Kemudian, tegur bukan sekali.

Berkali-kali. Sampaila terjadi salah satu dari empat perkara. Apa dia?

1. Kamu mati.

2. Dia mati.

3. Matahari terbit dari barat.

4. Dia berubah.

Selagi tak berlaku empat perkara ini, adalah tidak patut kita berputus asa dalam memberikan teguran. Kalau tak makan dengan plan A, kita bagi dia plan B. Kalau plan B dia tak boleh jugak, kita bagi dia plan C. Sampai la plan Z. Kalau tak boleh jugak, kita bagi dia plan AZ pula. Kalau tak boleh lagi, bagi plan BZ dan begitulah seterusnya. Sampai salah satu dari empat perkara tadi terjadi pada kita.

“Tapi dia budak agama” Kamu ulang lagi benda ni.

Sudah-sudah. “Dia manusia juga” itu kata saya.

Ayuh, jangan cakap belakang sahaja.

Rapati dia, berikan nasihat. Laksanakan tanggungjawab kamu sebagai seseorang yang faham bahawa dia telah tersasar daripada Allah SWT.

Sesungguhnya, menebarkan kebaikan itu adalah tanggungjawab orang yang beriman.

Tidak kira, kamu budak sekolah agama, atau bukan.


~From: http://layakkahakumenjadibidadarisyurga.blogspot.com/~
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Yahoo
Feed

Thursday, October 14, 2010

HUKUM WANITA MEMAKAI CELAK DI LUAR RUMAH

بسم الله الر حمن الر حيم

اسلام عليكم ورحمة الله وبركاته



PERSOALAN???

Assalamualaikum ustaz,.

Saya ingin bertanya, apakah hukum bagi seorang wanita bercelak di luar rumah?

Sekian, terima kasih.





JAWAPAN...

Waalaikum Salam Warahmatullah,

Terimakasih kepada saudari yang bertanya. Sebelum saya menjawab soalan saudari , terlebih saya suka menjelaskan asal kepada permasalahan ini. Soalan ini berkait rapat dengan Firman Allah dalam Surah Annur ayat 31:-



31. dan Katakanlah kepada perempuan-perempuan Yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang Yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali Yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya Dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka Yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka Yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki Yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak Yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa Yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Wahai orang-orang Yang beriman, supaya kamu berjaya.

Dalam membincangkan maksudnya “ Kecuali yang zahir daripadanya” Imam Al_qurtubi dalam tafsirnya berkata:
“Allah s.w.t memerintahkan kaum wanita supaya tidak memperlihatkan (menzahirkan) perhiasan mereka kepada kaum lelaki kecuali yang dikecualikan oleh ayat tersebut sebagai langkah mengelak fitnah. Dalam membicarakan maksud perhiasan zahir, Para ulama’ mempunyai beberapa pandangan antaranya:-

1) Ibn Mas’ud – Perhiasan zahir ialah pakaian
2) Said Bin Jubair, Ata’ dan Al-Auzaie – Muka, Dua Tapak Tangan dan Pakaian.
3) Ibn Abbas, Qatadah dan Musawwar Bin Mukhrimah – Celak Mata, gelang tangan, inai hingga setengah hasta, anting-anting dan cincin. (Petikan Fatwa Semasa: Dr Yusof Qardawi – Jilid 1)

Adakah harus memakai celak mata?

Harus berdasarkan hadith-hadith berikut:-

1) Dikeluarkan oleh Tarmizi dan Ibnu Majah daripada Ibnu Abbas r.a, katanya:” Adalah di sisi Nabi s.a.w bekas celak, Baginda s.a.w bercelak daripadanya 3 kali bagi setiap mata”
2) Daripada Ibnu Abbas juga katanya:-
Sabda Nabi s.a.w: ” Sebaik-baik celak mata bagi kamu ialah yang berwarna hitam, ia mengelokkan pandangan dan menumbuhkan rambut (bulu kening)”.
3) Dikeluarkan oleh Ibnu Majah dalam sunannya. Daripada Abu Hurairah r.a, Katanya:
Sesungguhnya Nabi s.a.w telah bersabda: “Barangsiapa yang bercelak mata hendaklah ia melakukannya dengan bilangan yang ganjil. Sesiapa yang bercelak dia telah melakukan kebaikan (dapat pahala) dan sesiapa yang tidak bercelak tiada kepayahan (dosa) baginya”.

Dapat difahami dari hadith-hadith di atas Harus menggunakan celak mata baik kaum lelaki dan wanita.
Petikan dari kitab:
المفصل فى أحكام المراة والبيت المسلم في الشريعة الاسلامية. Karangan Dr Abd Karim Zaidan Jilid 3 (2607).

Ringkasnya:-

Harus bagi wanita muslimah memakai celak mata ketika keluar rumah kerana ia termasuk dalam perhiasan zahir yang diharuskan penggunaannya. Bahkan di sana terdapat hadith-hadith yang mengharuskan kaum lelaki dan wanita memakai celak mata ketika melakukan ibadat ihram kecuali celak mata berwarna sahaja dimakruhkan ketika ihram.

والله أعلم بالصواب

Disediakan oleh:
Ustaz Shaharuzzaman Bistamam
Pensyarah Akademi Ikatan Muslimin (AIM) Ipoh
Ahli Panel MUIS

~Di petik dari laman web http://muis.ismaweb.net/2010/05/hukum-wanita-pakai-celak-di-luar-rumah/~

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Yahoo
Feed

Tuesday, October 12, 2010

CUTI2 RAYA AIDILFITRI II- SOLUTION (~_^)

بسم الله الر حمن الر حيم

اسلام عليكم ورحمة الله وبركاته



9/10/2010
Cuti2 Raya Aidilfitri ii-Solution


Suasana di hadapan dewan Warisan



Ucapan Daripada Pengerusi ii-solution




Jamuan....




Time 2 eate....



.Antara muslimin yang hadir...




Muslimat yang hadir....



Alhamdulillah dapat jugak berkumpul... walau x semua yang hadir... tapi lebih baik sedikit daripada xda... Syukran buat yang hadir (~_^)


.Penginapan di Bukit Jana Golf Resort, Taiping.



.Aktiviti Muslimat dikala muslimin tiada....hu..hu..hu..



.Sykran akak2 ku sekalian... walau ini pertama kali bersua.. tapi ana rasakan bagai bertahun lamanya kita berkenalan... itu lah manisnya UKHWAH jika ianya kerana ALLAH



.Buat akhi2 semoga antum sentiasa tetap dalam perjuangan.



..Aktiviti di Taiping.....



..Ke Bukit Larut....


..UKhti wa Akhi....




.Amanah... Ibarat sekeping kaca yang perlu dijaga supaya ia tidak terjatuh...Jika ia terjatuh pastiakn berderai dan.... Walaupun ia dapat dicantumkan kembali......Jarang ada orang yang ingin melihat kaca yang retak seribu. Renungkanlah....

.

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Yahoo
Feed

Thursday, October 7, 2010

~~~KENANGAN BERSAMAmu

بسم الله الر حمن الر حيم

اسلام عليكم ورحمة الله وبركاته



Khas buat adik2 yang di sayangi.......




Adik2 ku sayang ."if kita jumpe sesuatu di depan kita kita ambil krn ia adalah barang yg hilang drpd kita"




"Hidup tidak boleh berpandukan perasaan hati yg kadangkala boleh menjahanamkan diri sendiri. Perkara utama harus kita fikirkan ialah menerima sesuatu atau membuat sesuatu dgn baik berlandaskan kenyataan".





Amanah... Ibarat sekeping kaca yang perlu dijaga supaya ia tidak terjatuh...Jika ia terjatuh pastiakn berderai dan.... Walaupun ia dapat dicantumkan kembali......Jarang ada orang yang ingin melihat kaca yang retak seribu. Renungkanlah....




(~_^)
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Yahoo
Feed

Monday, October 4, 2010

***RINDU,,,,,,

بسم الله الر حمن الر حيم

اسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Ya ALLAH berilah ketabahan pada hati ini...


Rindu benar hati ini pada abah & umi... tadi call abah, rasa sebak je... (!_!)


Yang amat di rindui selalu........ (~_^)

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Yahoo
Feed

Sunday, October 3, 2010

"""KAK CT".....

بسم الله الر حمن الر حيم
اسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


SANAH HELAWA ya ukhti (~_^)




Hu..hu..hu.. kecik je kek nye.....
khas buat kak Ct yang semakin tua...... ^_^





kak Ct yang di raie.... asif ye.. celebrate nya lewat...
2 pun idea spontan je...



^^^^May ALLAH Bless You Always^^^^
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Yahoo
Feed

Friday, October 1, 2010

**SAYA SUDAH BERTUNANG**




بسم الله الر حمن الر حيم
اسلام عليكم ورحمة الله وبركاته




Hari-hari berlalu yang dilewati seakan sudah bertahun lamanya, namun yang perlu diakui ialah ianya baru beberapa minggu lalu.


Iya, hanya beberapa minggu lalu. Berita itu aku sambut dengan hati yang diusahakan untuk berlapang dada.


Benar, aku berusaha berlapang dada. Terkadang, terasa nusrah Ilahi begitu hampir saat kita benar-benar berada di tepi tebing, tunggu saat untuk menjunam jatuh ke dalam gaung. Maha Suci Allah yang mengangkat aku, meletakkan aku kembali di jalan tarbiyyah dan terus memimpin untukku melangkah dengan tabah.



Aku hanya seorang Insyirah. Tiada kelebihan yang teristimewa, tidak juga punya apa-apa yang begitu menonjol. Jalan ku juga dua kaki, lihat ku juga menggunakan mata, sama seperti manusia lain yang menumpang di bumi Allah ini.


Aku tidak buta, tidak juga tuli mahupun bisu. Aku bisa melihat dengan sepasang mata pinjaman Allah, aku bisa mendengar dengan sepasang telinga pinjaman Allah juga aku bisa bercakap dengan lidahku yang lembut tidak bertulang. Sama seperti manusia lain.


Aku bukan seperti bondanya Syeikh Qadir al-Jailani, aku juga tidak sehebat srikandi Sayyidah Khadijah dalam berbakti, aku bukan sebaik Sayyidah Fatimah yang setia menjadi pengiring ayahanda dalam setiap langkah perjuangan memartabatkan Islam.


Aku hanya seorang Insyirah yang sedang mengembara di bumi Tuhan, jalanku kelak juga sama... Negeri Barzakh, insya Allah. Destinasi aku juga sama seperti kalian, Negeri Abadi. Tiada keraguan dalam perkara ini.


Sejak dari hari istimewa tersebut, ramai sahabiah yang memuji wajahku berseri dan mereka yakin benar aku sudah dikhitbah apabila melihat kedua tangan ku memakai cincin di jari manis. Aku hanya tersenyum, tidak mengiyakan dan tidak pula menidakkan. Diam ku bukan membuka pintu-pintu soalan yang maha banyak, tetapi diam ku kerana aku belum mampu memperkenalkan insan itu. Sehingga kini, aku tetap setia dalam penantian.


Ibu bertanyakan soalan yang sewajarnya aku jawab dengan penuh tatasusila.


"Hari menikah nanti nak pakai baju warna apa?"


Aku menjawab tenang..

"Warna putih, bersih..."


"Alhamdulillah, ibu akan usahakan dalam tempoh terdekat."


"Ibu, 4 meter sudah cukup untuk sepasang jubah. Jangan berlebihan."


Ibu angguk perlahan.

Beberapa hari ini, aku menyelak satu per satu... helaian demi helaian naskhah yang begitu menyentuh nubari aku sebagai hamba Allah.


Malam Pertama... Sukar sekali aku ungkapkan perasaan yang bersarang, mahu saja aku menangis semahunya tetapi sudah aku ikrarkan, biarlah Allah juga yang menetapkan tarikhnya kerana aku akan sabar menanti hari bahagia tersebut. Mudah-mudahan aku terus melangkah tanpa menoleh ke belakang lagi. Mudah-mudahan ya Allah.

Sejak hari pertunangan itu, aku semakin banyak mengulang al-Quran.


Aku mahu sebelum tibanya hari yang aku nantikan itu, aku sudah khatam al-Quran, setidak-tidaknya nanti hatiku akan tenang dengan kalamullah yang sudah meresap ke dalam darah yang mengalir dalam tubuh. Mudah-mudahan aku tenang... As-Syifa' aku adalah al-Quran, yang setia menemani dalam resah aku menanti. Benar, aku sedang memujuk gelora hati. Mahu pecah jantung menanti detik pernikahan tersebut, begini rasanya orang-orang yang mendahului.


"Kak Insyirah, siapa tunang akak? Mesti hebat orangnya. Kacak tak?"


Aku tersenyum, mengulum sendiri setiap rasa yang singgah. Maaf, aku masih mahu merahsiakan tentang perkara itu. Cukup mereka membuat penilaian sendiri bahawa aku sudah bertunang, kebenarannya itu antara aku dan keluarga.


"Insya Allah, 'dia' tiada rupa tetapi sangat mendekatkan akak dengan Allah. Itu yang paling utama."


Berita itu juga buat beberapa orang menjauhkan diri dariku. Kata mereka, aku senyapkan sesuatu yang perlu diraikan. Aku tersenyum lagi.


"Jangan lupa jemput ana di hari menikahnya, jangan lupa!"


Aku hanya tersenyum entah sekian kalinya. Apa yang mampu aku zahirkan ialah senyuman dan terus tersenyum. Mereka mengandai aku sedang berbahagia apabila sudah dikhitbahkan dengan 'dia' yang mendekatkan aku dengan Allah.

Sahabiah juga merasa kehilangan ku apabila setiap waktu terluang aku habiskan masa dengan as-Syifa' ku al-Quran, tidak lain kerana aku mahu kalamullah meresap dalam darahku, agar ketenangan akan menyelinap dalam setiap derap nafas ku menanti hari itu.


"Bila enti menikah?"


Aku tiada jawapan khusus.


"Insya Allah, tiba waktunya nanti enti akan tahu..."


Aku masih menyimpan tarikh keramat itu, bukan aku sengaja tetapi memang benar aku sendiri tidak tahu bila tarikhnya.



"Jemput ana tau!"

Khalilah tersenyum megah.


"Kalau enti tak datang pun ana tak berkecil hati, doakan ana banyak-banyak!"


Itu saja pesanku. Aku juga tidak tahu di mana mahu melangsungkan pernikahan ku, aduh semuanya menjadi tanda tanya sendiri. Diam dan terus berdiam membuatkan ramai insan berkecil hati.


"Insya Allah, kalian PASTI akan tahu bila sampai waktunya nanti..."


Rahsia ku adalah rahsia Allah, kerana itu aku tidak mampu memberikan tarikhnya.

Cuma, hanya termampu aku menyiapkan diri sebaiknya. Untung aku dilamar dan dikhitbah dahulu tanpa menikah secara terkejut seperti orang lain. Semuanya aku sedaya upaya siapkan, baju menikahnya, dan aku katakan sekali lagi kepada ibu...


"Usah berlebihan ya..."

Ibu angguk perlahan dan terus berlalu, hilang dari pandangan mata.


"Insyirah, jom makan!"


Aku tersenyum lagi... Akhir-akhir ini aku begitu pemurah dengan senyuman.


"Tafaddal, ana puasa."


Sahabiah juga semakin galak mengusik.


"Wah, Insyirah diet ya. Maklumlah hari bahagia dah dekat... Tarikhnya tak tetap lagi ke?"


"Bukan diet, mahu mengosongkan perut. Maaf, tarikhnya belum ditetapkan lagi."


Sehingga kini, aku tidak tahu bila tarikhnya yang pasti. Maafkan aku sahabat, bersabarlah menanti hari tersebut. Aku juga menanti dengan penuh debaran, moga aku bersedia untuk hari pernikahan tersebut dan terus mengecap bahagia sepanjang alam berumahtangga kelak. Doakan aku, itu sahaja.


.......................................



"innalillahi wainna ilaihi rajiun..."

"Tenangnya... Subhanallah. Allahuakbar."

"Ya Allah, tenangnya..."

"Moga Allah memberkatinya...."

Allah, itu suara sahabat-sahabat ku, teman-teman seperjuangan aku pada ibu.


Akhirnya, aku selamat dinikahkan setelah sabar dalam penantian. Sahabiah ramai yang datang di majlis walimah walaupun aku tidak menjemput sendiri.


Akhirnya, mereka ketahui sosok 'dia' yang mendekatkan aku kepada Allah.

Akhirnya, mereka kenali sosok 'dia' yang aku rahsiakan dari pengetahuan umum.


Akhirnya, mereka sama-sama mengambil 'ibrah dari sosok 'dia' yang mengkhitbah ku.

Dalam sedar tidak sedar...


Hampir setiap malam sebelum menjelang hari pernikahan ku...

Sentiasa ada suara sayu yang menangis sendu di hening malam, dalam sujud, dalam rafa'nya pada Rabbi, dalam sembahnya pada Ilahi.

Sayup-sayup hatinya merintih. Air matanya mengalir deras, hanya Tuhan yang tahu.


"Ya Allah, telah Engkau tunangkan aku tidak lain dengan 'dia' yang mendekatkan dengan Engkau. Yang menyedarkan aku untuk selalu berpuasa, yang menyedarkan aku tentang dunia sementara, yang menyedarkan aku tentang alam akhirat. Engkau satukan kami dalam majlis yang Engkau redhai, aku hamba Mu yang tak punya apa-apa selain Engkau sebagai sandaran harapan. Engkau maha mengetahui apa yang tidak aku ketahui..."


Akhirnya, Khalilah bertanya kepada ibu beberapa minggu kemudian...


"Insyirah bertunang dengan siapa, mak cik?"


Ibu tenang menjawab...

"Dengan kematian wahai anakku. Kanser tulang yang mulanya hanya pada tulang belakang sudah merebak dengan cepat pada tangan, kaki juga otaknya. Kata doktor, Insyirah hanya punya beberapa minggu sahaja sebelum kansernya membunuh."

"Allahuakbar..."


Terduduk Khalilah mendengar, air matanya tak mampu ditahan.



"Buku yang sering dibacanya itu, malam pertama..."


Ibu angguk, tersenyum lembut...


"Ini nak, bukunya."



Senaskah buku bertukar tangan, karangan Dr 'Aidh Abdullah al-Qarni tertera tajuk 'Malam Pertama di Alam Kubur'.


"Ya Allah, patut la Insyirah selalu menangis... Khalilah tak tahu mak cik."

"Dan sejak dari hari 'khitbah' tersebut, selalu Insyirah mahu berpuasa. Katanya mahu mengosongkan perut, mudah untuk dimandikan..."


Khalilah masih kaku. Tiada suara yang terlontar. Matanya basah menatap kalam dari diari Insyirah yang diberikan oleh ibu.



"Satu cincin ini aku pakai sebagai tanda aku di risik oleh MAUT. Dan satu cincin ini aku pakai sebagai tanda aku sudah bertunang dengan MAUT. Dan aku akan sabar menanti tarikhnya dengan mendekatkan diri ku kepada ALLAH. Aku tahu ibu akan tenang menghadapinya, kerana ibuku bernama Ummu Sulaim, baginya anak adalah pinjaman dari ALLAH yang perlu dipulangkan apabila ALLAH meminta. Dan ibu mengambil 'ibrah bukan dari namanya (Ummu Sulaim) malah akhlaqnya sekali. Ummu Sulaim, seteguh dan setabah hati seorang ibu."


* Kisah ini bukan kisah ana (Insyirah), ianya kisah KITA (semua yang sedang membaca/tak) *

Mulai hari ini, jangan bersoal tika melihat ana memakai cincin. Kerana, ana sudah bertunang! Bertunang dengan kematian, tidak tahu bila ana akan dinikahkan dan tidak tahu bagaimana rezeki di malam pertama. Tetapi, sekurang-kurangnya apabila sudah dirisik dan bertunang, kita sama-sama akan mempersiapkan diri sebaik-baiknya walaupun bukan yang terbaik untuk hari pernikahan dengan KEMATIAN.


Wallahua'lam.


Cukuplah kematian itu mengingatkan kita... Cukuplah kita sedar kita akan berpisah dengan segala nikmat dunia. Cukuplah kita sedar bahawa ada hari yang lebih kekal, oleh itu sentiasalah berwaspada. Bimbang menikah tergesa-gesa, tahu-tahu sudah disanding dan diarak seluruh kampung walau hanya dengan sehelai kain putih tak berharga.

Setidak-tidaknya, Insyirah (watak di atas) sudah 'membeli' baju pernikahannya... Arh... Untungnya Insyirah.


(Cemburu! Cemburu! Cemburu!)


~ Kullu nafsin za'iqatul maut ~

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Digg
Facebook
Yahoo
Feed
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...